Kamis, 19 Januari 2012

Puisi Kelas VII dari BSE

Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra. Selain puisi, bentuk karya sastra yang lain yaitu prosa dan drama. Puisi mempunyai bahasa yang khas. Bahasa yang digunakan sangatpadat makna. Jika dilihat dari bentuknya, maka puisi terasa lebih
ringkas dibanding prosa. Walau ringkas, puisi mampu mengungkapkan perasaan dan pikiran penyairnya lewat makna yang terkandung dalam kata-katanya. Hal terpenting yang harus dilakukan sebagai berikut.
1. Menentukan gagasan
Gagasan dapat diperoleh dari pengalaman, pengamatan daya khayal, dan hasil pemikiran. Berikut ini contoh gagasan yang diperoleh dari pengalaman.
Saat itu aku sedang sendirian di rumah. Ibu yang kutunggu tidak segera pulang. Suasana terasa sepi. Tibatiba terdengar goncangan keras. Aku kaget sekali. Aku
berteriak dan lari keluar. Ternyata telah terjadi gempa. Dan aku ternganga. Banyak kerusakan terjadi di sekelilingku.

Dari pengalaman tersebut, kalian dapat menuangkannya dalam bentuk puisi seperti berikut.
Tanah bergetar
Pohon dan jalanan berserakan
Tubuhku menggigil ketakutan
Dengan sisa keberanian
Kusebut nama-Nya


2. Gagasan dari pengamatan
Setiap pagi, aku selalu melalui kebun bunga tetanggaku. Ada yang paling menarik dari kebun itu. Bunga kebun yang berwarna warni. Disudut kebun itu juga ada mawar merah hati.
Prosa di atas jika dituangkan dalam bentuk puisi akan menjadi sebagaim berikut.
Setiap pagi ku jalan kaki
Ku lewati bunga warna warni
Ada satu menarik hati
Mawar merah hati

3. Gagasan dari daya khayal
Jika aku nanti tumbuh dewasa, aku ingin jadi ilmuwan yang ahli di bidang pertambangan. Dengan penemuanku nanti, aku berharap dapat menutup lubang tanah yang mengeluarkan lumpur tak terkira. Aku ingin mereka yang rumah dan hartanya terendam lumpur, tidak merasa sedih lagi. Dapat dituangkan dalam bentuk puisi berikut.
Dengan ilmuku
Ku sumbat lumpur bencana itu
Hingga warga desaku
dapat mencangkul lagi
(Maryati dan Sutopo , 2008: 71)

Kemampuan menulis puisi sering dianggap sebagai bakat, sehingga orang yang merasa tidak mempunyai bakat tidak dapat menulis puisi. Anggapan seperti itu tidak selalu benar karena kalau kita baca kisah sejumlah penyair atau sastrawan, ternyata mereka pun banyak berlatih. Pengaruh bakat itu terbukti kecil sekali. Bahkan, dapat dikatakan bahwa bakat tidak ada artinya tanpa pelatihan. Sebaliknya, tanpa bakat pun bila seseorang rajin belajar dan giat berlatih, dia akan terampil menulis puisi.

Pada umumnya puisi ditulis oleh penyair berdasarkan hal-hal yang dialaminya. Hal-hal tersebut bisa berupa pengalaman maupun kekaguman penyair terhadap orang, benda, maupun alam. Langkahlangkah yang dapat kalian lakukan untuk menulis puisi antara lain:
1. menentukan tema puisi yang akan kalian tulis,
2. mengembangkan tema tersebut dengan menentukan hal-hal yang akan ditulis dalam puisi,
3. memilih kata-kata yang tepat makna dan bunyinya, dan
4. mendayagunakan majas (Atikah, 2008: 138).

Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra. Seperti halnya karya sastra yang lain, dalam puisi juga tertuang ungkapan perasaan, ide, gagasan, atau apa pun yang dikemukakan pengarang melalui puisi. Hanya saja ungkapan yang dituangkan sebagai puisi hendaknya sesuai dengan kaidah atau aturan yang berlaku. Dengan demikian, apa yang kita tulis dapat disebut puisi.
Dalam menulis puisi ada tiga hal yang perlu diperhatikan.
1. Bahasa
2. Pilihan kata
3. Irama
Ada empat langkah yang harus diperhatikan dalam menulis.
a. Pilihlah objek yang akan kamu jadikan inspirasi puisimu! Pahami dan imajinasikan objek tersebut!
b. Ungkapkan perasaanmu dengan kata-kata yang kamu suka!
c. Susunlah kata-kata tersebut menjadi baik!
d. Baca dan rasakan kata-kata yang kamu susun! (Dwi hariningsih, 2008: 78).

Puisi merupakan salah satu bentuk ungkapan pengarangnya tentang hidup dan kehidupan, baik yang dilihat, dialami, didengar, dan dirasakannya serta dari lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, menulis puisi sama dengan mengungkapkan perasaan. Dalam kaitannya dengan keindahan alam, kamu dapat menjadikannya sebagai objek pengamatan dan selanjutnya diungkapkan dengan menggunakan kata-kata indah dan puitis, lalu dituangkan dalam bentuk tulisan puisi.

Menulis puisi berarti menciptakan, mengekspresikan seluruh ide/gagasan dan pikiran, serta menggunakan pilihan kata (diksi) yang tepat sehingga indah dibaca dan dimaknai. Untuk itu, kamu perlu memerhatikan teknik penulisan puisi berikut.
a. Diksi, yaitu pilihan kata yang biasa digunakan penyair dengan cermat dan seteliti mungkin.
b. Daya bayang, yaitu kemampuan melihat, mendengar, dan merasakan isi yang terdapat pada puisi.
c. Gaya bahasa atau pigura bahasa, yaitu cara yang diungkapkan oleh penyair untuk menciptakan dan membangkitkan daya bayang dengan gaya bahasa, gaya kiasan, dan gaya simbol sehingga makna yang diungkapkan semakin jelas.
d. Rima, yaitu sajak atau persamaan bunyi.
e. Kata-kata yang konkret, yaitu kata-kata yang apabila dibaca secara denotatif sama, tetapi secara konotatif tidak sama menurut kondisi dan situasi penggunaannya(Ratna Susanti, 2008: 133).

Untuk menulis puisi kamu dituntut harus peka terhadap setiap peristiwa atau fenomena yang bisa dituangkan dalam bentuk puisi. Kepekaan seperti itulah yang
membedakan antara seorang penulis puisi dengan orang kebanyakan atau orang awam.
Sering seorang penulis puisi pemula mengalami kebingungan dalam memulai menulis puisi. Dari mana kita harus memulai menulis puisi? Tentu saja dari bahan. Bahan puisi adalah realitas kehidupan dan pengalaman kamu sehari-hari. kamu bisa menulis puisi dari pengalaman-pengalaman itu.

Unsur-Unsur Puisi
Bahasa puisi berbeda dengan bahasa prosa atau karangan pada umumnya. Ada beberapa unsur yang terdapat dalam puisi. Unsur-unsur tersebut antara lain sebagai berikut:
a. Bunyi:
1) Asonansi / aliterasi
Asonansi adalah persamaan bunyi vokal pada setiap akhir kata.
Contoh : menemu udara dari lembah utara
Aliterasi adalah persamaan konsonan pada setiap akhir kata.
Contoh : Berkata benar itu ibadah karena lidah punya Allah
2) Rima awal / akhir adalah persamaan bunyi atau persajakan di awal
atau di akhir kata.
Contoh :
Rima awal : memulai, memulas
Rima akhir : inilah, marilah
3) Persajakan horizontal / vertikal
Persajakan horizontal adalah persamaan bunyi dalam satu larik atau satu baris.
Persajakan vertikal adalah persamaan bunyi dalam larik atau baris yang berbeda.
b. Pilihan kata
1) Pengimajian adalah pencitraan untuk mengkonkretkan gambaran ide, gagasan, dan pikiran melalui penginderaan.
2) Kata konkret adalah kata-kata yang digunakan untuk menggambarkan lukisan keadaan atau suasana batin dengan maksud membangkitkan imaji pembaca.
a) pembaitan (bait-bait), adalah menyusun larik-larik dalam baitbait sesuai dengan makna yang dikandung setiap bait.
b) pelarikan (larik-larik) adalah menyusun kata-kata dalam lariklarik.
c) tipografi adalah bahasa puisi yang ditulis dalam bentuk-bentuk bait atau bentuk-bentuk lain yang unik yang membedakan antara bentuk puisi dengan bentuk karya sastra yang lain.
d) Suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi tersebut atau dampak psikologis pembaca yang muncul setelah membaca puisi, misalnya perasaan haru,
sedih, bahagia, bersemangat, dan lain-lain.
e) Nada adalah sikap penyair kepada pembacanya, misalnya menggurui, menasihati, mengejek, atau menyindir.
f) Makna adalah maksud keseluruhan puisi yang dibangun oleh kata-kata, larik-larik, dan bait-bait (Sarwiji, 2008: 53).


This page is powered by Blogger. Isn't yours?

Berlangganan Postingan [Atom]